Chapter 264: Masih Mau Lanjut?
Chapter 264: Masih Mau Lanjut?
Melihat empat King tersebut, semua orang yang memperhatikan pertandingan ini benar-benar terkejut.
"Mustahil, orang itu mengambil 4 King dengan begitu mudah!"
"Curang, dia pasti curang!"
"Jangan-jangan dia card mechanic [1] yang dikatakan orang-orang?"
"Bodoh! Itu tidak mungkin, Anthony juga ikut mengocok kartunya bukan?"
Tatapan mata orang-orang masih dipenuhi dengan tanda tanya. Bisa dikatakan ketika Randika membuka kartunya, Anthony sudah kalah bahkan sebelum dia mengambil keempat kartunya.
Wajah Anthony sudah muram secara ekstrim!
Orang ini benar-benar ahli!
Richard, yang berdiri di belakang Randika, sangat bahagia di dalam hatinya. Sekarang dia benar-benar percaya dengan Randika. Awalnya, dia datang ke tempat ini bersama Randika agar dapat menjalin pertemanan yang lebih baik, tetapi sekarang dia justru menjadi juru selamatnya.
Jika Anthony memenangkan pertandingan ini, keluarganya akan menuntut hasil taruhannya ini untuk memperlemah keluarganya. Dan tentu saja, ayahnya tidak akan menurutinya dan perang antar kedua keluarga ini akan pecah.
"Masih mau lanjut?" Kata Randika dengan santai.
"Kamu pasti curang! Lebih baik kita laporkan orang ini karena berani curang." Kata salah satu teman Anthony.
Wajah Anthony sudah benar-benar dingin, dia berkata pada pengawalnya. "Panggilkan Hao untukku."
Pengawalnya yang berdiri di sampingnya mengangguk dan segera pergi, sementara Anthony menatap tajam ke arah Randika. Semua yang memperhatikan pertandingan ini sudah menahan napas mereka, suasana meja ini benar-benar tegang dan menekan.
Namun pada saat ini, suara yang cukup memalukan dapat terdengar.
Tutttttt.
Suara yang panjang dan keras, di suasana yang hening ini, dapat terdengar jelas.
Dalam sekejap, wajah Randika yang tenang itu berubah menjadi ekspresi jijik. "Aku tidak masalah jika kamu melototiku seperti itu, tetapi kamu tidak perlu sampai kentut seperti itu bukan?"
Ah?
Anthony sama sekali tidak menjawab, sedangkan orang-orang di sekitarnya sudah melangkah mundur meninggalkannya. Orang-orang ini tidak habis pikir dengan Anthony, kenapa dia berusaha membunuh mereka?
"Itu bukan aku!" Wajah Anthony terlihat merah dan marah. Richard yang melihat hal ini sudah tertawa puas dalam hati. Untuk pertama kalinya, dia bisa melihat musuh bebuyutannya ini kelabakan seperti itu. Tidak salah dia membuat Randika ini menjadi sekutunya, dengan ini tidak ada lagi yang bisa menghalanginya menuju puncak!
Dalam hati dan perut, Randika merasa lega. Benar yang kentut adalah dia! Sebelum orang-orang bisa berkata sesuatu, dia sudah langsung menuduh Anthony sebagai pelakunya sehingga dia tidak akan menjadi tersangka.
Anthony benar-benar marah, tatapan matanya terlihat dingin. Tidak lama kemudian, seorang pria yang terlihat ngantuk dan malas datang ke meja mereka.
"Hei, ngapain kamu memanggilku?"
Wajah Hao benar-benar terlihat ngantuk, sepertinya dia sudah berhari-hari tidak tidur. Mulutnya menghisap rokok dan rambut hitamnya yang panjang itu terlihat acak-acakan.
"Hao aku butuh bantuanmu." Anthony dengan cepat berdiri dan menceritakan segalanya pada Hao.
Bagi orang-orang yang mengetahui siapa Hao itu, semuanya terkejut. "Wow, dia kenal Hao?"
Setiap kasino memiliki orang terhebatnya untuk mengalahkan orang-orang yang "beruntung" malam itu.
Dan Hao adalah orang yang dipekerjakan oleh kasino bawah tanah ini untuk merampok kembali uang mereka yang hilang.
Setelah mendapatkan detailnya dari Anthony, Hao mengangguk. "Baiklah kalau begitu, aku akan membantumu."
Anthony merasa lega ketika Hao bersedia membantunya, dia lalu menatap Randika dengan tatapan mengejek.
Hao dengan santai duduk dan mengeluarkan sebuah dek kartu dari saku celananya. Setelah menggelar seluruh kartu di meja untuk menunjukan tidak ada yang salah dengan kartu-kartu itu, dia berkata pada Randika. "Mari kita bermain."
Setelah itu, dia menampar meja dan ke-52 kartu itu mendadak terlempar ke udara lalu seluruh kartu tersebut melayang di udara.
Suara tamparan meja yang keras itu menarik perhatian semua orang yang ada di kasino ini, orang-orang yang bermain di ruangan VIP juga menyadari bahwa ada hal menarik yang sedang terjadi.
Di salah satu ruang VIP, ada seorang perempuan berusia 15 tahun yang secantik boneka dan memakai baju sedikit terbuka menyadari kejadian ini. Matanya terpaku pada Randika yang duduk dengan tenang dan melihat kartu itu terkocok.
Dia lagi?
Di meja-meja lain, keluarga dari sekutu Richard dan Anthony juga menyadari kejadian ini dan berkumpul di sekitar meja Randika. Dalam sekejap, seluruh fokus kasino ini tertuju pada satu meja.
Randika duduk dengan tenang meskipun ada sedikit rasa terkejut di dalam hatinya. Sepertinya lawannya kali ini bukanlah sembarangan orang. Mengingat peringatan dari Richard sebelumnya, sepertinya Hao adalah orang andalan kasino ini. Sepertinya kartu yang dilempar di udara itu merupakan salah satu triknya.
Baginya ini lumayan menarik, tetapi apakah dia mengira trik seperti itu bisa mengalahkannya?
Ketika kartu-kartu itu masih berada di udara, Randika tersenyum dan berdiri. Tangan kanannya tiba-tiba menjulur dan mengambil salah satu kartu di udara!
Hao, yang terkejut dengan tindakan Randika ini, mulai berkeringat dingin. Kartu yang diambil oleh Randika adalah King sekop. Detik itu juga, Hao segera mencari 3 King sisanya dari kartu-kartu yang masih terbang di udara itu sebelum mereka jatuh di tangan lawannya.
Orang-orang melihat kedua orang itu bertarung memperebutkan kartu yang masih ada di udara, mereka baru tahu ada pertarungan yang seperti ini di sebuah permainan judi. Kejadian ini benar-benar cepat, karena kartu-kartu itu hanya melayang selama beberapa detik.
Hao segera mengunci sasarannya, matanya sudah berbinar-binar dan tangannya sudah menjulur. Tetapi, Randika jauh lebih cepat dan mengambil kartu yang menjadi sasaran Hao.
Ketika seluruh kartu itu terjatuh di meja, keduanya hanya berdiri diam.
Semua orang, menahan napas mereka sambil menatap keduanya, menunggu hasil akhir dari pertarungan ini.
"Apa menurutmu orang itu mendapatkan empat King lagi?" Tanya salah satu orang.
"Mustahil! Kamu kira siapa lawannya itu? Mustahil dia bisa mendapatkan empat King lagi."
Randika menatap Hao, Hao menatap Randika. Berbeda dengan wajah tenang Randika, Hao sudah mengerutkan dahinya sejak tadi.
Dia telah kalah.
Randika secara perlahan membuka keempat kartunya yang telah dia dapatkan di atas meja dan hal ini membuat seluruh penonton bersorak.
"GILA! Empat King lagi?"
"Luar biasa!"
"Benar-benar tidak terkalahkan."
Semua orang kembali terkejut, bisa-bisanya orang itu mendapatkan empat King lagi?
Hao juga membuka kartunya, empat Queen tersebut juga ikut bersedih melihat kekalahan Hao yang telak.
Di ruangan VIP, Elizabeth, perempuan muda tadi, menatap Randika dan berkata pada pengawalnya. "Nancy, bagaimana menurutmu kemampuan orang itu?"
Di samping Elizabeth, Nancy berdiri dengan wajah seriusnya. Matanya daritadi tertuju pada Randika. Setelah beberapa saat, dia berkata dengan pelan. "Aku tidak bisa melihatnya, orang itu benar-benar hebat."
"Oh? Benarkah?" Elizabeth lalu tersenyum. "Di atas langit memang ada langit."
Richard sudah senang bukan main, tatapan pada Randika sudah dipenuhi dengan kekaguman. Kakak tertuanya ini, meskipun Randika mengatakan bahwa mereka hanya teman, benar-benar kuat!
Di sisi lain, Anthony sudah berkeringat deras. Tetapi, semua orang tidak peduli dengannya.
"Kau benar-benar hebat, aku belum pernah melawan orang sehebat dirimu." Hao mulai angkat bicara. Setelah berguru pada salah satu ahli judi terhebat di dunia, dia sama sekali belum menemukan orang yang pantas menjadi lawannya. Oleh karena itu, dia sudah lama mendambakan momen seperti ini.
Tatapan mata Hao menjadi berbinar-binar, kekalahannya ini membuatnya darahnya mendidih. "Aku masih ingin bertarung denganmu!"
[1] keahlian dalam gerakan tangan yang digunakan untuk memanipulasi dek kartu. Pesulap menggunakan cara yang sama untuk melacak salah satu kartu atau terkadang bahkan seluruh dek secara lengkap. Dalam kasus di kasino, orang akan berusaha mengetahui informasi yang sama sehingga mendapatkan rasio kemenangan yang tinggi.